Senin, Desember 29, 2008

Your Name

Read Revelation 20:1–15

Names are important! One of the first things we learned in kindergarten was how to write our name. Some letters might have been printed backwards or even upside down, but we took great pride in our accomplishment and wanted everyone to see how well we had written our name. As we grew older and learned how to write in cursive, we added a special flair to our signature that made it distinct.

Yes, our name is important and we want others to know it—and to spell it correctly. We work hard to get our name recognized in business or social circles. Accolades, when they come, give us momentary pleasure, but for some are not enough. Call it pride or the need to succeed, we probably all know someone who is driven to “get their name in lights,” so to speak. Perhaps that someone is you.

One day, Revelation 20:11–12 tells us, we will all stand before the Great White Throne where the books will be opened and we will be judged by the record of what we have done. Although we may have made quite a name for ourselves on earth and been applauded by many, all that will matter now is whether or not our name is recorded in the Book of Life.

Prayer Suggestion: Ask the Lord to help you live for Him.

Quicklook:Revelation 20:11–15

Source:
disini


Mampukah kita mencintai tanpa syarat ???

Ini cerita Nyata,
beliau adalah Bpk. Eko Pratomo, Direktur Fortis Asset Management yg sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan Investment, beliau juga sangat sukses dlm memajukan industri Reksadana di Indonesia . Apa yg diutarakan beliau adalah Sangat Benar sekali.. Silahkan baca dan dihayati.

*MAMPUKAH KITA MENCINTAI TANPA SYARAT*
(sebuah perenungan)

Buat para suami dan calon suami baca ya..... istri & calon istri juga boleh....

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. Mereka menikah sudah lebih dari 32 tahun.

Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.

Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum, untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian.

Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.

Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.

Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata ' Pak kami ingin sekali merawat ibu semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu, tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak....... . ..bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu' . dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya 'sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi,kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian'.

Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka.

'Anak2ku.... ..... Jikalau pernikahan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah..... .tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian.. sejenak kerongkongannya tersekat,... kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat dihargai dengan apapun. coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti Ini.

Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yg masih sakit.'

Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno.. dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.. Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa2.. disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio kebanyakan kaum perempuan pun tidak sanggup menahan haru disitulah Pak Suyatno bercerita.

'Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkimpoiannya, tetapi tidak mau memberi ( memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian ) adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2..

Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama..dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit.'

Sumber:
disini

1000 Burung Kertas (Cerita romantis yg mengharukan)

Sewaktu boy dan girl baru pacaran, boy melipat 1000 burung kertas buat girl,
menggantungkannya di dalam kamar girl. Boy mengatakan, 1000 burung kertas itu menandakan 1000 ketulusan hatinya.


Waktu itu, girl dan boy setiap detik selalu merasakan betapa indahnya cinta mereka berdua.

Tetapi pada suatu saat, girl mulai menjauhi boy. Girl memutuskan untuk menikah dan pergi ke Perancis, ke Paris tempat yang dia impikan di dalam mimpinya berkali-kali itu!!

Sewaktu girl mau mutusin boy, girl bilang sama boy, "Kita harus melihat dunia ini dengan pandangan yang dewasa. Menikah bagi cewek adalah kehidupan kedua kalinya!! Aku harus bisa memegang kesempatan ini dengan baik. Kamu terlalu miskin, sungguh aku tidak berani membayangkan bagaimana kehidupan kita setelah menikah.!!"

Setelah Girl pergi ke Perancis, Boy bekerja keras, dia pernah menjual koran, menjadi karyawan sementara, bisnis kecil, setiap pekerjaan dia kerjakan dengan sangat baik dan tekun.

Sudah lewat beberapa tahun...
Karena pertolongan teman dan kerja kerasnya , akhirnya dia mempunyai sebuah perusahaan. Dia sudah kaya, tetapi hatinya masih tertuju pada Girl, dia masih tidak dapat melupakannya.

Pada suatu hari, waktu itu hujan, Boy dari mobilnya melihat sepasang orang tua berjalan sangat pelan di depan. Dia mengenali mereka, mereka adalah orang tua Girl.

Dia ingin mereka lihat kalau sekarang dia tidak hanya mempunyai mobil pribadi, tetapi juga mempunyai Vila dan perusahaan sendiri, ingin mereka tahu kalau dia bukan seorang yang miskin lagi, dia sekarang adalah seorang Bos. Boy mengendarai mobilnya sangat pelan sambil mengikuti sepasang orang tua tersebut.

Hujan terus turun, tanpa henti, biarpun kedua org tua itu memakai payung,tetapi badan mereka tetap basah karena hujan.

Sewaktu mereka sampai tempat tujuan, Boy tercengang oleh apa yang ada di depan matanya, itu adalah tempat pemakaman. Dia melihat di atas papan nisan Girl tersenyum sangat manis terhadapnya.

Di samping makamnya yang kecil, tergantung burung-burung kertas yang dibuatkan Boy, dalam hujan burung-burung kertas itu terlihat begitu hidup.

Orang tua Girl memberitahu Boy, Girl tidak pergi ke paris, Girl terserang kanker, Girl pergi ke surga. Girl ingin Boy menjadi orang, mempunyai keluarga yang harmonis, maka dengan terpaksa berbuat demikian terhadap Boy dulu. Girl bilang dia sangat mengerti Boy, dia percaya kalau Boy pasti akan berhasil.

Girl mengatakan, kalau pada suatu hari Boy akan datang ke makamnya dan berharap dia membawakan beberapa burung kertas buatnya lagi. Boy langsung berlutut, berlutut di depan makam Girl, menangis dengan begitu sedihnya.

Hujan pada hari Ching Ming itu terasa tidak akan berhenti, membasahi sekujur tubuh Boy. Boy teringat senyum manis Girl yang begitu manis dan polos, mengingat semua itu, hatinya mulai meneteskan darah.

Sewaktu Orang tua ini keluar dari pemakaman, mereka melihat kalau Boy sudah membukakan pintu mobil untuk mereka. Lagu sedih terdengar dari dalam mobil tersebut.

Hatiku tidak pernah menyesal,
Semuanya hanya untukmu 1000 burung kertas,
1000 ketulusan hatiku,
Beterbangan di dalam angin
Menginginkan bintang yang lebat besebaran di langit,
Melewati sungai perak,
Apakah aku bisa bertemu denganmu?
Tidak takut berapapun jauhnya,
Hanya ingin sekarang langsung berlari ke sampingmu.
Masa lalu seperti asap, hilang dan tak kan kembali,
Menambah kerinduan di hatiku.
Bagaimanapun dicari,
Jodoh kehidupan ini pasti tidak akan berubah.


Sumber:

disini


Sabtu, Desember 27, 2008

Got Stuff?

Read Revelation 17:1 through 18:24

It’s easy to become overwhelmed by all the new technological gadgets that are available. Many people would have a hard time living without them in our fast-paced, high-pressure world. If kept in the proper perspective, these gadgets can improve our work efficiency and offer a little recreation to our busy lives.

However, we can easily lose sight of what truly is a necessity and what is simply a desire. For far too many, materialism has taken over; look at the increasing rise of bankruptcies, foreclosures, and credit card debt in our country. Money, greed, and grasping for more and more “things” become the driving force of life. In Revelation, Babylon represents the satanic world system in the last days, where materialism has gone mad (Revelation 18:11). In many ways, it parallels the day we are living in.

Is the focus of your life simply accumulating material things that satisfy only temporarily? Or do you long for the things of God—righteousness, peace and joy—things that don’t become old and outdated in a few days, but last for eternity?

Challenge for Today: Choose to focus on the eternal, rather than temporal things.

Quicklook:Revelation 18:9–20

Source: disini


Jumat, Desember 19, 2008

Why Read Revelation?

Read Revelation 1:1–20

If someone suggests, “Let’s study Revelation,” responses vary. Some shy away from this book, thinking only scholars can understand it. Others read it like any other book of the Bible, believing the Holy Spirit will reveal new truths. Still others read it to sense the awesome majesty and power of God and to worship Him.

The book itself gives yet another reason: “Blessed is the one who reads the words of this prophecy” (Revelation 1:3). The promise of a blessing provides extra motivation to study this challenging book. It continues, “and blessed are those who hear it and take to heart what is written in it, because the time is near.” In other words, reading or hearing what Revelation says is not enough. We also need to obey what is written. James 1:22 emphasizes this point as well: “Do not merely listen to the word, and so deceive yourselves. Do what it says.”

What is your response to Revelation? Is it a challenge? Or do you read it devotionally? However you respond, remember God promises blessings for all who read and obey its teachings. Why not begin reading Revelation today?

Thought for Today: Knowing and obeying God’s Word results in eternal blessings.

Quicklook:Revelation 1:1–8

Source:

disini

Kamis, Desember 18, 2008

"10 Penyakit MEntal Manusia"

1. MENYALAHKAN ORANG LAIN

Itu penyakit P dan K, yaitu Primitif dan Kekanak-kanakan. Menyalahkan orang lain adalah pola pikir orang primitif. Di pedalaman Afrika, kalau ada orang yang sakit, yang Dipikirkan adalah : Siapa nih yang nyantet ? Selalu "siapa" Bukan "apa" penyebabnya. Bidang kedokteran modern selalu mencari tahu "apa" sebabnya, bukan "siapa". Jadi kalau kita berpikir menyalahkan orang lain, itu sama dengan sikap primitif. Pakai koteka aja deh, nggak usah pakai dasi dan jas.

Kekanak-kanakan. Kenapa ? Anak-anak selalu nggak pernah mau disalahkan. Kalau ada piring yang jatuh," Adik tuh yang salah", atau " mbak tuh yang salah". Anda pakai celana monyet aja kalau bersikap begitu. Kalau kita manusia yang berakal dan dewasa selalu akan mencari sebab terjadinya sesuatu.

2. MENYALAHKAN DIRI SENDIRI

Menyalahkan diri sendiri bahwa dirinya merasa tidak mampu. Ini berbeda dengan MENGAKUI KESALAHAN. Anda pernah mengalaminya ? Kalau anda bilang tidak pernah, berarti anda bohong. "Ah, dia sih bisa, dia ahli, dia punya jabatan, dia berbakat dsb, Lha saya ini apa ?, wah saya nggak bisa deh. Dia S3, lha saya SMP, wah nggak bisa deh. Dia punya waktu banyak, saya sibuk, pasti nggak bisa deh". Penyakit ini seperti kanker, tambah besar, besar di dalam mental diri sehingga bisa mencapai "improper guilty feeling".

Jadi walau yang salah partner, anak buah, atau bahkan atasan, berani bilang "Saya kok yang memang salah, tidak mampu dsb". Penyakit ini pelan-pelan bisa membunuh kita. Merasa in feri or, kita tidak punya kemampuan. Kita sering membandingkan keberhasilan orang lain dengan kekurangan kita, sehingga keberhasilan orang lain dianggap Wajar karena mereka punya sesuatu lebih yang kita tidak punya.

3. TIDAK PUNYA GOAL / CITA-CITA

Kita sering terpaku dengan kesibukan kerja, tetapi arahnya tidak jelas. Sebaiknya kita selalu mempunyai target kerja dengan milestone. Buat target jangka panjang dan jangka pendek secara tertulis. Ilustrasinya kayak gini : Ada anjing jago lari yang sombong.. Apa sih yang nggak bisa saya kejar, kuda aja kalah sama saya. Kemudian ada kelinci lompat-lompat, kiclik, kiclik, kiclik. Temannya bilang:
"Nah tuh ada kelinci, kejar aja". Dia kejar itu kelinci, wesss...., kelinci lari lebih kencang, anjingnya ngotot ngejar dan kelinci lari sipat-kuping (sampai nggak dengar / peduli apa-apa), dan akhirnya nggak terkejar, kelinci masuk pagar. Anjing kembali lagi ke temannya dan diketawain.
"Ah lu, katanya jago lari, sama kelinci aja nggak bisa kejar.. Katanya lu paling kencang".
"Lha dia goalnya untuk tetap hidup sih, survive, lha gua goalnya untuk fun aja sih".
Kalau "GOAL" kita hanya untuk "FUN", isi waktu aja, ya hasilnya cuma terengah-engah saja.

4. MEMPUNYAI "GOAL", TAPI NGAWUR MENCAPAINYA

Biasanya dialami oleh orang yang tidak "teachable". Goalnya salah, focus kita juga salah, jalannya juga salah, arahnya juga salah. Ilustrasinya kayak gini : ada pemuda yang terobsesi dengan emas, karena
pengaruh tradisi yang mendewakan emas. Pemuda ini pergi ke pertokoan dan mengisi karungnya dengan emas dan seenaknya ngeloyor pergi. Tentu saja ditangkap polisi dan ditanya. Jawabnya : Pokoknya saya mau emas, saya nggak mau lihat kiri-kanan.

5. MENGAMBIL JALAN PINTAS, SHORT CUT

Keberhasilan tidak pernah dilalui dengan jalan pintas. Jalan pintas tidak membawa orang ke kesuksesan yang sebenarnya, real success, karena tidak mengikuti proses. Kalau kita menghindari proses, ya nggak matang, kalaupun matang ya dikarbit. Jadi, tidak ada tuh jalan pintas. Pemain bulutangkis Indonesia bangun jam 5 pagi, lari keliling Senayan, melakukan smesh 1000 kali. Itu bukan jalan pintas. Nggak ada orang yang leha-leha tiap hari pakai sarung, terus tiba- tiba jadi juara bulu tangkis. Nggak ada ! Kalau anda disuruh taruh uang 1 juta, dalam 3 minggu jadi 3 juta, masuk akal nggak tuh? Nggak mungkin !. Karena hal itu melawan kodrat.

6. MENGAMBIL JALAN TERLALU PANJANG, TERLALU SANTAI

Analoginya begini : Pesawat terbang untuk bisa take-off, harus mempunyai kecepatan minimum. Pesawat Boeing 737, untuk dapat take- off, memerlukan kecepatan minimum 300 km/jam. Kalau kecepatan dia cuma 50 km/jam, ya Cuma ngabis-ngabisin avtur aja, muter-muter aja. Lha kalau jalannya, runwaynya lurus anda cuma pakai kecepatan 50 km/jam, ya nggak bisa take-off, malah nyungsep iya. Iya kan ?

7. MENGABAIKAN HAL-HAL YANG KECIL

Dia maunya yang besar-besar, yang heboh, tapi yang kecil-kecil nggak dikerjain. Dia lupa bahwa struktur bangunan yang besar, pasti ada komponen yang kecilnya. Maunya yang hebat aja. Mengabaikan hal kecil aja nggak boleh, apalagi mengabaikan orang kecil.

8. TERLALU CEPAT MENYERAH

Jangan berhenti kerja pada masa percobaan 3 bulan. Bukan mengawali dengan yang salah yang bikin orang gagal, tetapi berhenti pada tempat yang salah. Mengawali dengan salah bisa diperbaiki, tetapi berhenti di tempat yang salah repot sekali.


9. BAYANG BAYANG MASA LALU

Wah puitis sekali, saya suka sekali dengan yang ini. Karena apa ? Kita selalu penuh memori kan ? Apa yang kita lakukan, masuk memori kita, minimal sebagai pertimbangan kita untuk langkah kita berikutnya. Apalagi
kalau kita pernah gagal, nggak berani untuk mencoba lagi. Ini bisa balik lagi ke penyakit nomer-3. Kegagalan sebagai akibat bayang-bayang masa lalu yang tidak terselesaikan dengan semestinya. Itu bayang-bayang negatif. Memori kita kadang- kadang sangat membatasi kita untuk maju ke depan. Kita kadang-kadang lupa bahwa hidup itu maju terus. "Waktu" itu maju kan ?. Ada nggak yang punya jam yang jalannya terbalik ?? Nggak ada kan ?

Semuanya maju, hidup itu maju. Lari aja ke depan, kalaupun harus jatuh, pasti ke depan kok. Orang yang berhasil, pasti pernah gagal. Itu memori negatif yang menghalangi kesuksesan.

10. MENGHIPNOTIS DIRI DENGAN KESUKSESAN SEMU

Biasa disebut Pseudo Success Syndrome. Kita dihipnotis dengan itu. Kita kalau pernah berhasil dengan sukses kecil, terus berhenti, nggak kemana-mana lagi.Sudah puas dengan sukses kecil tersebut. Napoleon pernah menyatakan: "Saat yang paling berbahaya datang bersama dengan kemenangan yang besar". Itu saat yang paling berbahaya, karena orang lengah, mabuk kemenangan. Jangan terjebak dengan goal-goal hasil yang kecil, karena kita akan menembak sasaran yang besar, goal yang jauh. Jangan berpuas diri, ntar jadi sombong, terus takabur.

Sudah saatnya kita memperbaiki kehidupan kita. Kesempatan terbuka lebar untuk siapa saja yang ingin maju.

Action may not always bring success, but there is no success without action.

"Usaha dan tindakan tidak selalu menghasilkan keberhasilan/ sukses, tetapi... Tidak ada keberhasilan dan sukses TANPA usaha dan tindakan."

(Greg Phillips- Benjamin Disraeli)

Contend for the Faith

Read Jude 1:1–25

For a time, Ruth and Nancy attended the same church. Then Nancy stopped coming. When Ruth happened to meet Nancy in a store, she learned her friend now studied with a cult.

Alarmed, Ruth invited Nancy to lunch and shared the dangers of studying with false teachers. Nancy said, “I feel like there’s a spiritual battle raging inside me. I don’t know what to believe.”

Ruth prayed for her friend, asking God to open Nancy’s eyes to His truth. She also alerted a mutual Christian friend, who began mentoring Nancy. Before long, Nancy left the cult and started attending a sound Bible study.

In his short, stirring epistle, Jude warns believers about false teachers who distort the gospel, and exhorts them to stand up for their faith. “I felt I had to write and urge you to contend for the faith that was once for all entrusted to the saints” (Jude 1:3).

Believers must defend the faith in their own lives, and help guide back to the truth any who have strayed away. We can prepare to contend by doing as verse 20 says: “Build yourselves up in your most holy faith and pray in the Holy Spirit.”

Thought for Today: Knowing the truth of God’s Word helps us recognize counterfeit teaching and contend for the faith.

Quicklook:Jude 1:3–4,17–21

Source:
disini

Sabtu, Desember 13, 2008

Welcome To Bukit Lawang


Bukit Lawang is a popular tourist destination for its laidback riverside lifestyle, jungle treks in the Gunung Leuser National Park, and its world-famous orangutan rehabilitation centre.

Location

Bukit Lawang is located 86km from Medan, the largest city in Indonesia's Northern island of Sumatra, at the entrance to Gunung Leuser National Park, the last sanctuary of the Sumatran orangutan.

Getting there from Medan

In order to reach Bukit Lawang, tourists can either:

  • take a taxi direct from Medan city centre or airport to Bukit Lawang (about $25)
  • hail a becak (motorised rickshaw) or taxi (about $4), or a local yellow bus (about $0.20) to Pinang Baris station; from there large orange buses travel to Bukit Lawang for approx $0.50, or faster minibuses for $1. Buses run until roughly 5:30pm.
  • take a bus or taxi to Binjai, about 15km from Medan on the road to Bukit Lawang, where minibuses continue until around 6:30pm

Jungle Inn


Getting to Medan

As Medan is at the top of Indonesia it is a natural first step in an Indonesian trip. Most international visitors arrive from either Singapore, Penang, or Kuala Lumpur, Malaysia. For flights routed to Medan from Europe and the USA, either Singapore or Malaysia Airlines will provide through tickets with a change in Singapore/Kuala Lumpur. To Australia, the Indonesian airline Garuda is the third carrier.

The full list of international destinations is:

Malaysia
Ipoh: Kartika Airlines (twice weekly), Riau Airlines
Johor Bahru (across the causeway from Singapore in Malaysia): AirAsia, Malaysia Airlines
Penang: Malaysia Airlines, AirAsia, Lion Air
Kuala Lumpur: Air Asia, Malaysia Airlines

Singapore: Singapore Airlines/SilkAir (codeshare with Garuda), Valuair

Flights to Chennai (Madras), India are due to start on Garuda Indonesia in June or July 2008.

Access from Penang via high-speed ferry to Medan's port of Belawan is also an option, though the flight is a better option and may only cost $20 more.

The SilkAir Singapore - Medan flight is usually the most expensive, and the short and competitive Penang-Medan fare the cheapest. It can be difficult to book tickets on the Indonesian budget airlines online: a local travelagent is preferred, however, Valuair and AirAsia are good for online bookings.

Within Indonesia, the main route is to Jakarta: the route to Banda Aceh (for Aceh and Pulau Weh), busier due to post-tsunami reconstruction is also well-served.

Other domestic routes include:

Gunung Sitoli (Pulau Nias)
Batam (Riau)
Padang (West Sumatra)
Palembang (South Sumatra)
Pekanbaru (Riau)

The domestic airlines serving Medan are Batavia Air, AirAsia, Garuda, Kartika Airlines, Lion Air, Wings Air, Mandala, Merpati, and Sriwijaya Air; you are advised to consult a local travel agent for bookings.

The main tourist destinations near Medan aside from Bukit Lawang, are Berastagi, a hill-station, and Danau Toba, the world's largest voclanic lake. Both Berastagi and Bukit Lawang are generally visited as a return trip from Medan, although it is possible to arrange to take a tourist bus or charter a bus between the two towns to cut out the stay in Medan. Danau Toba is a little further afield: a tourist bus/charter can be arranged from Bukit Lawang, or from Medan itself, about a five-hour journey. A slightly cheaper option is to take the local bus from Amplas bus station, Medan.

All will drop off in Tuk Ton the shores of Lake Toba, for a ferry across. From Lake Toba, travellers will either double back to Medan for an onward or homeward flight, take a six-hour bus journey to Sibolga, the port for Pulau Nias (which is then an 8 hour ferry journey), or continue on by bus to Bukittinggi (which offers cool air, and Danau Maninjau, another lake), a 12-hour journey (longer in slower, cheaper buses). Travelling by bus back to Medan and flying onto Padang, near to Bukittinggi, or to Gunung Sitoli (on Nias itself) would be a slightly shorter and more comfortable journey, albeit more expensive. From Bukittinggi, most people will take the long bus journey to Java, or fly onto Jakarta.

You can look's the frame:














Sumatran Tiger














Feeding Monkey

Source:






http://bukitlawang.com
http://www.jambiexplorer.com/images/bigpics/tigerleuser.jpg
http://www.offexploring.com/photos/scottfree/photos/Bukit%20Lawang%20041.jpg

If-Then

Read 1 John 1:1 through 2:29

Scripture is filled with conditional statements, those “if-then” statements that give us insight into God’s character, especially when His part of the equation is dependent on our actions. Today’s passage contains a powerful if-then statement that gives us both great hope and great peace. “If we confess our sins, [then] he is faithful and just and will forgive us our sins and purify us from all unrighteousness” (1 John 1:9).

Can it really be that easy? Is forgiveness truly wrapped in such an accessible package? Yes! Your forgiveness and redemption lie in recognizing that you are a sinner and in confessing your sins to God. No complicated prayers or formulas are needed. There is no need of someone to seek forgiveness for you.

Under the direction of the Holy Spirit and with this one simple conditional statement, the apostle John revealed the wonderful path to forgiveness—confess your sins to God and He will forgive you. Let the truth of this conditional statement soak in and give you the peace that only forgiveness from God can bring.

Prayer Suggestion: Thank you Lord, for being true to Your Word and forgiving my sins.

Quicklook:1 John 1:5–10

Source:

http://www.ag.org/top/devotional/index.cfm



Jumat, Desember 12, 2008

Rescued

Read 2 Peter 2:1–22

In October 1987, people all over the world watched the news coming out of Midland, Texas, as workers labored though the night to reach and rescue Baby Jessica McClure from the eight-inch well pipe into which she had fallen. Fortunately, that story had a happy ending; after some sixty hours of being trapped, Baby Jessica was reunited with her parents.

Unfortunately, not all rescue stories end that way. Miners get trapped when mines collapse. Soldiers get separated from the rest of the troops in battle. Within the Church, it is not uncommon for believers to face trials and difficult situations in which they may feel trapped.

The wonderful news is that we serve a God who “knows how to rescue godly men from trials” (2 Peter 2:9). No matter what situation you find yourself in today, you serve a powerful and loving God who is always on your side. While the pressures of life may seem overwhelming, our God is bigger than any trial before you. He longs for you to trust in His ability to rescue you from your trials.

Prayer Suggestion: I praise You, Heavenly Father, for You are great and powerful and able to rescue your servants from their trials.

Quicklook:2 Peter 2:4–10


Source:
http://www.ag.org/top/devotional/index.cfm

Rabu, Desember 10, 2008

The Pearl of Lake Toba

Description of Lake Toba- Lake Toba is popularly referred to as the focus of Northern Sumatra. The picturesque landscape and beautiful scenery surrounding Lake Toba make the place all the more lovable. Lake Toba happens to be the largest lake in South East Asia surrounded by tall mountains .The large island of Samosir in nestled in the middle of the lake. A regular ferry is available from the mainland to Samosir in Lake Toba. The hospitable tribe, Toba Batak resides in the island of Samosir. One can have some interesting revelations about the traditions and culture of the Samosir tribe on visiting the island of Samosir. Lake Toba happens to be the largest lake in South East Asia and measures 100km in length. It is also one of the deepest and highest lakes in the world. A prehistoric volcanic explosion led to the formation of the lake. Today the encircling landscape of Lake Toba is extremely steep and productive. The Lake Toba is so very beautiful that The Dutch writer Rudy Kousbroek dubbed it as 'the most beautiful place on earth' Visitors love staying on the peninsula of Tuk Tuk on Samosir while on a tour to Sumatra and discover the enchanting beauty of the place.

Ways to reach Lake Toba-

There are two different ways to reach Lake Toba from Medan. One way is via Brastagi in the Karo highlands and the other way is along plantation route.

So when on a tour to Indonesia make it a point to visit Lake Toba and have an experience of a lifetime.

U can see the frame's:


You need a ferry to Samosir island from parapat


Tradisional Batak House's

Waterfall

Interest? Come on.....u can see that, a real beautifully place only in North Sumatera.....

Source:
http://www.asiarooms.com/travel-guide/indonesia/indonesia-tourist-attractions/lake-toba.html
http://images.google.co.id/

Introducing

Well....didn't much words that i want to say, but maybe this is a little project, "Not much but enough!".
As most men in the world, nothin special...human error, code error, illegal operation, End Task now, All programs connected so we are, Restart your mind. Be positive, creative, and smart. What you can do right now...Just do it...Don't wait till tomorrow. Or you will never get the chance forever...What are you thinking now==That's will be you in your future.

Jangan pernah berpikir rendah akan sesuatu hal, baik itu pekerjaanmu, kuliahmu, temanmu, atau keluargamu. Yakinkan pada dirimu, bahwa segala sesuatu itu sangat berharga bagimu. Bukankah segala sesuatu hal itu dimulai dari yg kecil dan menuju yg besar?
Jangan tanyakan pada dirimu, aq bodoh, jelek, dia lebih hebat dari aq, dia kaya, dia lebih pintar, dia lebih pandai, dia lebih berani(PD).
Tapi camkanlah ini: Aq sama seperti Dia, Manusia, Makan Beras juga, Mati juga. Yakinlah: Roda (Kehidupan) itu selalu berputar, Kalo kita Yakin dgn Sungguh-sungguh, kita pasti
BISA...